Pernah nggak sih, kamu lagi di perjalanan panjang, tiba-tiba baterai HP sekarat? Lalu buru-buru beli powerbank murah di pinggir jalan atau marketplace tanpa mikir panjang?
Hati-hati! Bisa jadi kamu baru saja membeli powerbank abal-abal yang lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.

Di artikel ini, kita akan kupas tuntas tentang bahaya powerbank abal-abal, cara mengenalinya, hingga tips memilih yang aman.

Apa Itu Powerbank Abal-abal?

Powerbank abal-abal adalah perangkat penyimpan daya tiruan atau berkualitas rendah yang biasanya:

  • Tidak punya sertifikasi resmi (seperti CE, FCC, atau CCC).

  • Kapasitasnya palsu, misalnya tertera 50.000 mAh, padahal aslinya cuma 5.000 mAh.

  • Menggunakan komponen daur ulang yang berisiko.

  • Dijual jauh di bawah harga pasar.

👉 Contoh nyata: Pada 2023, ditemukan kasus di Malaysia di mana powerbank berlabel 30.000 mAh ternyata hanya berisi 2 baterai 18650 bekas laptop lama.

Menurut Kementerian Perdagangan RI, barang elektronik tanpa standar keamanan resmi bisa menimbulkan risiko kebakaran dan ledakan lebih tinggi.

Bahaya Powerbank Abal-abal Bagi Pengguna

1. Risiko Ledakan & Kebakaran

Powerbank abal-abal sering menggunakan sel baterai bekas. Tanpa sistem proteksi seperti overcharge protection, sel ini bisa overheat dan meledak.

  • Kasus di Jakarta (2022), sebuah powerbank meledak di dalam tas penumpang TransJakarta dan menyebabkan kepanikan.

Menurut National Fire Protection Association (NFPA), baterai lithium-ion yang rusak adalah salah satu penyebab utama kebakaran perangkat elektronik portabel.

2. Merusak Gadget

Arus listrik yang tidak stabil dapat:

  • Merusak port USB HP.

  • Menurunkan umur baterai smartphone.

  • Membuat motherboard HP korslet.

Menurut Samsung Research, penggunaan charger atau powerbank non-standar bisa memperpendek umur baterai hingga 40%.

👉 Menurut Penatekno, banyak kasus smartphone yang tiba-tiba tidak bisa diisi daya setelah rutin menggunakan powerbank murahan dengan arus tidak stabil.

3. Membahayakan Pengguna Secara Langsung

Powerbank abal-abal tidak jarang mengandung logam beracun. Jika casing retak, cairan elektrolit bisa keluar dan menyebabkan iritasi kulit.

  • Kasus di Filipina (2021): seorang mahasiswa mengalami luka bakar ringan akibat cairan baterai yang bocor.

 

BACA JUGA : Sertifikat CCC pada Powerbank: Panduan Lengkap untuk Keamanan & Kualitas

Cara Mengenali Powerbank Abal-abal

1. Harga Tidak Masuk Akal

Kalau harga terlalu murah dibanding brand resmi, hampir pasti palsu.
Contoh: Powerbank 50.000 mAh dijual Rp100 ribuan. Padahal harga normal bisa Rp800 ribu ke atas.

2. Klaim Kapasitas Tidak Logis

  • Rata-rata kapasitas realistis powerbank saat ini: 10.000–30.000 mAh.

  • Jika ada yang klaim sampai 100.000 mAh dengan ukuran sekecil HP, jelas bohong.

3. Tidak Ada Sertifikat

Produk resmi biasanya mencantumkan logo CE, FCC, RoHS, atau CCC di kemasan.

Menurut Kominfo, perangkat elektronik tanpa label SNI atau sertifikat resmi berisiko beredar ilegal.

👉 Menurut Penatekno, sebelum membeli powerbank, pastikan cek ulasan pengguna dan reputasi toko. Jangan hanya tergiur diskon kilat.

Dampak Jangka Panjang Menggunakan Powerbank Abal-abal

BahayaDampak Jangka Panjang
OverheatingBaterai HP cepat drop
Arus tidak stabilKerusakan komponen HP
Sel baterai bekasLedakan mendadak
Tidak ada proteksiKorsleting listrik
Material beracunRisiko kesehatan kulit/paru-paru

Menurut European Battery Alliance (EBA), limbah elektronik dari produk abal-abal juga memperparah pencemaran lingkungan.

Tips Memilih Powerbank yang Aman

1. Pilih Brand Resmi

Rekomendasi brand powerbank terpercaya:

  • Anker

  • Xiaomi

  • Baseus

  • Aukey

2. Cek Fitur Keamanan

Cari fitur:

  • Overcharge protection

  • Temperature control

  • Short circuit protection

3. Beli di Toko Resmi

Pastikan beli di official store atau retailer besar seperti Tokopedia, Shopee Mall, atau offline di Erafone.

Menurut Consumer Product Safety Commission (CPSC) AS, pembelian perangkat elektronik di toko resmi menurunkan risiko barang palsu hingga 70%.

Studi Kasus Nyata: Powerbank Abal-abal di Indonesia

Pada tahun 2020, Bea Cukai Indonesia berhasil menggagalkan masuknya ribuan powerbank ilegal dari Tiongkok.

  • Banyak di antaranya menggunakan baterai laptop bekas.

  • Tidak ada label SNI.

  • Dijual dengan klaim 30.000–100.000 mAh.

Kasus ini membuktikan bahwa pasar Indonesia memang rawan dibanjiri powerbank tiruan.

FAQ Seputar Powerbank Abal-abal

1. Apa ciri paling jelas powerbank abal-abal?
👉 Kapasitas tidak masuk akal, harga terlalu murah, dan tidak ada sertifikat resmi.

2. Apakah semua powerbank murah pasti abal-abal?
👉 Tidak selalu. Beberapa brand lokal menjual murah tapi tetap punya SNI.

3. Bagaimana cara memastikan powerbank asli?
👉 Cek kemasan, logo sertifikasi, dan garansi resmi.

4. Apa bahaya terbesar powerbank abal-abal?
👉 Risiko ledakan dan merusak perangkat.

5. Apakah powerbank abal-abal bisa diperbaiki?
👉 Tidak disarankan. Lebih baik buang di tempat daur ulang resmi.

6. Bagaimana cara membuang powerbank rusak?
👉 Serahkan ke e-waste collection point, jangan buang ke sampah rumah tangga.

Kesimpulan: Jangan Sampai Tergoda Powerbank Abal-abal!

Powerbank memang jadi penyelamat di era digital. Tapi salah pilih bisa bikin dompet, gadget, bahkan kesehatan jadi korban.

👉 Menurut Penatekno, harga murah bukan selalu rejeki, kadang justru jebakan. Pilihlah powerbank yang jelas merek, aman, dan punya sertifikasi.

Kalau kamu sayang HP dan kesehatanmu, lebih baik invest sedikit lebih mahal untuk powerbank resmi.

Pernah punya pengalaman buruk dengan powerbank abal-abal? Ceritakan di kolom komentar!
Kalau artikel ini bermanfaat, jangan lupa share ke teman kamu biar mereka juga lebih hati-hati.

Referensi

  1. Kementerian Perdagangan RI – Regulasi Produk Elektronik

  2. NFPA (National Fire Protection Association) – Lithium-Ion Battery Hazards

  3. Samsung Research – Battery Life & Charging

  4. Kominfo – Sertifikasi SNI Produk Elektronik

  5. European Battery Alliance (EBA) – Dampak Lingkungan Baterai