Pada awalnya, Duck Tape diciptakan selama masa Perang Dunia II sebagai solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan militer. Dalam konteks perang, kebutuhan akan perekat yang kuat dan tahan air untuk peralatan militer sangatlah penting. Inilah latar belakang munculnya pita perekat yang akhirnya dikenal sebagai Duck Tape.
Perusahaan Perkakas dan Perawatan Johnson & Johnson, yang kemudian dikenal sebagai Perusahaan Manufaktur dan Pabrik Perkakas Johnson & Johnson, adalah perusahaan yang terlibat dalam pengembangan Duck Tape. Pada tahun 1942, mereka mengembangkan pita ini dengan menggunakan kain beludru, yang juga dikenal sebagai cotton duck, sebagai bahan dasarnya. Kain beludru ini memiliki sifat kekuatan yang tinggi, dan ketika dilapisi dengan lapisan tipis karet, menghasilkan pita perekat yang kuat dan tahan air.
Nama “duck tape” sendiri berasal dari bahan dasarnya, yaitu kain beludru, dan bukan dari kata “bebek” sebagaimana mungkin disangka. Selama Perang Dunia II, Duck Tape digunakan oleh tentara Amerika untuk berbagai keperluan, termasuk menyegel dan memperbaiki peralatan militer di medan perang.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Duck Tape menemukan berbagai aplikasi di dunia sipil dan industri. Kekuatan dan daya rekatnya membuatnya sangat berguna untuk perbaikan rumah tangga, pengemasan, dan berbagai keperluan lainnya. Penggunaan Duck Tape terus berkembang, dan pita ini menjadi terkenal karenanya dalam menangani berbagai tugas.
Meskipun awalnya diciptakan untuk kebutuhan militer, Duck Tape menjadi semakin populer di kalangan masyarakat umum. Penggunaan istilah “duct tape” juga muncul karena pita ini sering digunakan untuk mengatasi kebocoran atau perbaikan sistem ventilasi (ductwork) pada bangunan.
Hingga saat ini, Duck Tape tetap menjadi salah satu pilihan utama untuk perekat serbaguna dengan berbagai aplikasi di berbagai industri dan kehidupan sehari-hari. Meskipun terdapat variasi warna dan desain yang berbeda, karakteristik utama bebek tape yang tangguh dan serbaguna tetap menjadi ciri khasnya.